Selasa, 18 Agustus 2020

PERANAN KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA SEKOLAH DASAR


          PERANAN KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA SEKOLAH DASAR


 

 


                                                                                                                   

 

 OLEH:

    E. KAUY,S.Pd


 


 

 








BAB I

PENDAHULUAN

 

A.   Latar Belakang Masalah

Perkembangan IPTEKS yang sangat pesat dewasa ini, tentunya diperlukan sumber daya manusia handal, yang memiliki kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap yang baik dalam memajukan pembangunan bangsa. Kesiapan sumber daya manusia yang handal dalam  menjawab dan mengimbangi kemajuan IPTEKS sangatlah penting dan  menempati strategi yang utama, sehingga sumber daya manusia atau individu yang menjalanan dan mengembangkan pembangunan di segala bidang harus memiliki tingkat kebugaran jasmani yang baik. Kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan IPTEKS tidak dilepas pisahkan dengan sumber daya manusia yang handal yang memiliki daya kerja dan fisik yang prima untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaanya sehari-hari. Daya kerja dan fisik yang prima itulah yang sering disebut dalam ilmu kesehatan adalah tingkat kebugaran jasmani. Tingkat kebugaran jasmani seseorang sangat tergantung dari aktivitas dan latihan sehari-hari sehingga seseorang segar bugar dalam menyelasaikan semua pekerjaannya tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Kebugaran jasmani lebih menggambarkan kualitas kemampuan organ tubuh dalam menjalankan fungsinya, dan kelangsungan fungsi itu terjadi sebuah sistem, keseluruhan organ tubuh manusia dalam satu keterkaitan yang kompleks dan utuh. Seperti sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistem metabolisme dan lain-lain, oleh karenanya itu kebugaran jasmani sering diartikan sebagai moderat, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan hingga kemudian seseorang mampu menjalankan tugas-tugas  berikutnya dengan lancar. Defenisi ini memang lebih menggambarkan kemampuan biologis dan proses fisiologis, bahwa seluruh organ tubuh manusia berfungsi secara normal dan terus menerus.

Begitu pentingnya kebugaran jasmani sebagai bagian dari program pendidikan jasmani di semua jenjang dan tingkatan pendidikan sampai pada jenjang perguruan tinggi, pembinaan kebugaran jasmani sangat strategis karena mendukung kapasitas belajar siswa dan menggiatkan partisipasi siswa secara menyeluruh dalam mencapai tujuan penyelesaian pendidikannya.

Akativitas fisik yang baik dan teratur dapat meningkatkan kebugaran jasmani, karena kebugaran jasmani merupakan sebuah tuntutan dalam hidup agar kita sehat dan mampu melakukan sesuatu secara produktif. Oleh karena itu seseorang perlu menjaga dan memperhatiakn tingkat kebugaran jasmaninya secara berkesinambungan dari hari demi hari.

Siswa merupakan bagian dari generasi penerus yang belajar pada jenjang pendidikan yang tingkat dasar dengan tujuan merubah kualitas hidup yang lebih baik di masa depan. Siswa adalah individu yang bertekad menjadi insan yang berguna  yang selalu belajar mengembangkan dirinya dan meningkatkan nurani perasaan kepada belajar, latihan dan mendisiplinkan dirinya untuk merai sukses di masa yang datang. Siswa yang memiliki visi untuk mencapai dan meraih keilmuan yang matang, artinya setiap siswa ingin menjadi pemenang dari teman-temannya, ingin menguasai dan memiliki pengetahuan , keterampilan dan karakter yang baik dan luas sehingga mampu bersikap dan bertindak ilmiah pada zamanya dalam segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk diabdikan kepada masyarakat  dan umat manusia. Tugas dan kewajiban utama siswa adalah belajar, berlati serta memahami dan sadar benar bahwa dirinya adalah siswa yang akan mentaati semua aturan dan norma yang berlaku di sekolah, di rumah dan masyarakat, sehingga harus mampu mengatur dirinya, dan waktunya untukmenjaga kebugaran jasmaninya agar dapat menjalani kehidupan sehat dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya selama belajar.

Selanjutnya bidang studi pendidikan jasmani di sekolah dasar  yang berkaitan dengan aktivitas fisik belum mendapatkan alokasi waktu secara maksimal,  metode dan strategi pembelajaran ataupun tingkat keseriusan serta kehadiran para siswa dalam setiap pembelajaran pendidikan jasmani yang bisa dapat meningkatkan kebugaran jasmani masih relatif  minim, sehingga dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani siswa sesuai pengamatan pengamatan penulis.

Atas dasar inilah penulis merasa perlu untuk melakukan penulisan  dengan judul: “Peranan Kebugaran Jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa Sekolah Dasar”.

B.   Pembatasan Masalah

Penulisan makala ini dibatasi pada Peranan Kebugaran Jasmani  dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani pada siswa Sekolah Dasar Kabupaten Buru. Sedangkan kebugaran jasmani yang dimaksud dalam penulisan ini adalah kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan dan performa kebugaran jasmani siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

C.   Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1.    Bagaimana peran kebugaran jasmani siswa sekolah Dasar saat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani?

2.    Apakah siswa Sekolah Dasar dapat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani sampai akhir pembelajarn tanpa mengalami kelelahan yang berarti?

3.    Apakah siswa Sekolah Dasar mampu mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, dan dapat mengikuti mata pelajaran berikutnya tanpa mengalami kelelahan yang berarti?

 

 

 

 

 

D.   Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan hanya ingin menggambarkan peranan  kebugaran jasmani siswa Sekolah Dasar pada saat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

E.   Manfaat Penelitian

Penulisan in diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan sebagai konsep ilmiah  dan bahan masukan bagi para siswa dan guru pendidikan jasmani tentang pentingnya kondisi kebugaran jasmani siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga seorang guru pendidikan jasmani perlu dan selalu memberikan bimbingan dan latihan untuk menjaga meningkatkan kebugaran jasmani siswa secara berkelanjutan.

 


 

BAB II

KAJIAN TEORI

 

 

A.   Diskripsi Teoretis

1.  Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani atau kesegaran jasmani, dua istilah yang dipakai silih berganti kata lain dari Physical Fitness. Menurut Lutan (2002) kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan. Kebugaran itu dicapai melalui sebuah kombinasi dari latihan teratur dan kemampuan pada seseorang.

Sedangkan menurut Moeloek (1984) ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi), kesegaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

Selain pendapat para ahli yang dikemukakan, ada pendapat dari beberapa ahli tentang konsep kebugaran jasmani, antara lain Giriwijoyo (1992) kebugaran jasmani adalah kecocokan keadan fisik tehadap tugas yang harus dilaksanakan oleh fisik itu; atau untuk dapat melaksanakan tugas fisik tertentu dengan hasil yang baik, diperlukan  syarat-syarat fisik  tertentu yang  sesuai dengan sifat fisik itu. Selain itu juga Nurhasan (1986) Physical Fitness adalah suatukemampuan untuk melakukan tugas tertentu yang memerlukan usaha otot.

Teori-teori tersebut diperkuat lagi oleh Sajoto (1988) kesegaran jasmani yaitu kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas sehari-hari dengan pengeluaran energy yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan gerakannya dan menikmati waktu luang serta memenuhi keperluan darurat, bila sewaktu-waktu diperlukan.

Selanjutnya kesegaran jasmani Kosasih (1985) mengemukakan bahwa kemampuan fungsional dari seseorang dalam menghadapi pekerjaannya; jadi orang yang fit akan mampu melaksanakan pekerjaannya berulang kali tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk mengatasi kesukaran yang tak terduga-duga.

Selanjutnya dikatakan bahwa seseorang dikatakan dalam “Fit” (memiliki kebugaran jasmani) adalah orang yang mempunyai cukup kekuatan, kemampuan, kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.dengan dikemukakannya berbagai teori dan pendapat dari para ahli itu artinya bahwa kebugaran jasmani sangat diperlukan bagi setiap manusia, karena dengan kebugaran jasmani yang baik, maka seseorang akan menjadi manusia yang produktif dan berkualitas untuk menghasilkan sesuatu.

Jenis kebugaran jasmani menurut Lutan (2002) kebugaran jasmani yang telah terkait dengan kesehatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas selanjutnya kebugaran jasmani yang berhubungan dengan performa adalah kebugaran yang dicapai dari sebuah latihan teratur dan kemampuan yang melekat pada diri seseorang.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya baik latar belakang masalah maupun kajian teori, bahwa Kebugaran jasmani sangat penting dalam kehidupan ini yang terkait dengan berbagai aktifitas yang kita lakukan : karena kebugaran jasmani merupakan komponen penting untuk melakukan suatu pekerjaan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dengan kata lain orang tersebut masih mempunyai cadangan tenaga untuk melakukan pekerjaan yang lain. Oleh karena itu kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam satu prestasi pada aktivitas yang memerlukan daya tahan. Kebugaran jasmani dapat dijadikan pedoman untuk menentukan orang terlatih dan tidak terlatih.

Kebugaran jasmani tidak dapat dipisahkan dengan daya tahan, baik daya tahan otot maupun daya tahan kardio respirasi. Daya tahan kardio respirasi berhubungan dengan sistem-sistem aerobic dan sistem ini berhubung erat dengan penggunaan oksigen selama latihan atau yang sering dikenal VO2 max yang sangat berpengaruh pada cabang olahraga tertentu yang memerlukan daya tahan, karena semakin besar VO2 max semakin besar pula kemampuan untuk menggunakan oksigen secara maksimal.

 

Agar lebih jelas dapat kita lihat pada gambar 1. bagan berikut:

KEBUGARAN JASMANI

Kebugaran jasmani

Terkait dengan

Performa

Kebugaran jasmani

Terkait dengan

Kesehatan

 

 



            Koordinasi                                         Daya  Tahan Aerobik

            Keseimbangan                                 Kekuatan Otot

            Kecepatan                                         Daya Tahan Otot

            Egilitas                                               Fleksibilitas

            Power

Waktu reaksi

            Sumber Gambar : Rusli Lutan (2002) Menuju Sehat Bugar.

 

Tapi ada juga ahli yang membagi kesegaran jasmani dalam tiga kelompok yaitu Bustaman (2002)

a.    Kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan yang terdiri dari 5 (lima), komponen dasar saling berhubungan antar satu dengan yang lain, yaitu : daya tahan kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh (berat badan ideal, persentasi lemak).

b.    Kesegaran jasmani berhubungan dengan keterampilan motorik yang terdiri dari  6 (enam) komponen yaitu : keseimbangan, daya ledak (power), kecepatan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan reaksi.

c.    Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan Wellness diberikan suatu pengertian sebagai suatu tingkat dinamis dan terintegrasi dari fungsi-fungsi organ tubuh yang berorientasi terhadap upaya memaksimalkan potensi yang memiliki ketergantungan pada tanggung jawab sendiri.

Agar lebih memperjelas tentang komponen-komponen atau unsur-unsur kebugaran jasmani, maka perlu dikemukakan setiap komponen karena hal ini merupakan salah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha mempertahankan tingkat kebugaran jasmani bagi setiap orang selanjutnya unsur-unsur kebugaran jasmani secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.    Daya Tahan (Endurance)

Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobic. Jadi dapat berlaku bagi seluruh tubuh, suatu sistem tubuh, daerah tertentu dan sebagainya.

Soegiardo (1992) dalam bukunya menjelaskan bahwa daya tahan/endurance merupakan kualiatas otot dimana kemampuan konteraksi dihubungkan dengan waktu.

Ada dua daya tahan : daya tahan aerobic dan daya tahan anaerobic

b.    Kekuatan Otot (Muscle Strength)

Kekuatan otot menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Menurut M. Iksan dalam bukunya bahwa kekuatan otot merupakan kemampuan sejumlah otot untuk menggunakan kekuatan terhadap suatu rangsangan kekuatan tenaga, lawan, otot yang kuat secara efisien membawa kemudahan untuk melakukan pekerjaan berat.

c.    Kecepatan (speed)

Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambungan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Seperti gerak lari cepat, gerak pukulan dalam tinju, gerakan mengayuh pedal dalam balap sepeda, dan lain.lain. dalam masalah kecepatan ini, adanya kecepatan gerak dan ada kecepatan eksplosive.

d.    Tenaga Ledak Otot (Muscle Explosive Power)

Tenaga ledak otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot melakukan kerja secara explosive. Sebagaimana Sajoto dalam bukunya bahwa : daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum dengan usahanya yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya.

e.    Ketangkasan (Egility)

Ketangkasan adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan. Diperlukan tidak hanya dalam olahraga tetapi juga dalam situasi kerja dan kegiatan rekreasi. Ketangkasan bergantung pada faktor kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, waktu reaksi, keseimbangan.

f.     Kelentukan (Fleksibility). Kelentukan adalah kemampuan gerak maksimal suatu persendian.

g.    Kecepatan reaksi (reaction time). Kecepatan reaksi adalah waktu tersingkat yang dibutuhkan untuk memberikan jawaban kinetis setelah menerima suatu rangsangan.

h.    Koordinasi

Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam mengintegrasikan gerakan yang berbeda didalam suatu pola gerakan tunggal secara efektif

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani

            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani diantaranya dengan melakukan aktivitas jasmani secara bertahap dan teratur, giziyang memadai, dan istirahat yang cukup. Bagi siswa sekolah dasar perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur, pemilihan aktivitas dalam program pendidikan jasmani ssesuai umurnya, melakukan rekreasi dan pemenuhan makanan yang bergizi, melakukan olahraga atau latihan fisik yang baik dan terprogram dengan baik.

            Menurut Lutan (2001) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani, faktor-faktor tersebut mencakup intensitas,kekhususan,frekuensi,dan kekhasan perorangan.Berikut penjelasannya secara lengkap yang tersaji di bawah ini:

a.    Intensitas

Untuk meningkatkan kebugaran jasmani,seseorang harus melakukan tugas kerja yang lebih berat dari kebiasaannya.Hal ini dapat dilakukan baik dengan menambah beban kerjanya atau mempersingkat waktu pelaksaannya. Penanganan beban yang selalu meningka,melebihi beban yang telah diatasi disebut prinsip beban lebih(over load).

b.    Kekhususan

Peningkatan dalam berbagai aspek kebugaran jasmani adalah bersifat spesifik,sesuai dengan jenis latihan yang ditunjukkan terhadap kelompok otot yang trlibat.Latihan kekuatan misalnya,tentu tidak akan banyak berpengaruh terhadap peningkatan daya tahan aerobik.Jadi,setiap jenis latihan ditunjukan ke arah pembinaan unsur pembinaan yang lebih khusus.

c.    Frekuensi Latihan

Latihan yang tidak teratur,kadang-kadang berlatih,dan kadang-kadang diselingi dengan masa istirahat yang lama juga sama buruknya dengan tidak berlatih.Persoalan ini disebut ketidaksinambungan latihan,suatu kelemahan dalam pembinaan.Otot-otot yang di latih secara teratur dengan frekuensi yang cukup,akan mengalami perkembangan.Serabu ootnya semakin bartambah tebal,dan karena itu otot menjadi semakin besar

 

d.    Bersifat Perorangan

Setiap orang mengalami peningkatan kebugaran jasmaninya dengan tempo peningkatan yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, bentuk tubuh, keadaan gizi, berat badan, status kesehata, dan kuat lemahnya motivasi.

e.    Motivasi Berlatih

Ketika masih kecil, anak-anak begitu senang bermain atau melakukan aktivitas jasmani. Ketika usianya semakin meningkat, kegairahan itu justru semakin berkurang. Keadaan ini tampak, misalnya pada jenjang sekolah menengah atas, terutama pada anak wanita. Persoalan penting yang berkaitan dengan kesiapanuntuk berlatih, selain sikap positif terhadap aktivitas jasmani, juga faktor dorongan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Menurut Pekik Irianto (2004) untuk mendapatkan kebugaran yang memadaidiperlukan perencanaan sistematik melalui pemahaman pola hidup sehat bagi lapisan asyarakat, meliputi tiga upaya bukar yaitu, makan, istirahat, dan olahraga.

a.    Makan

Untuk dapat mempertahankan hidup secara layak stiap manusia memerlukan makan yang cukup. Baik kuantitas maupun kualitas, yakni memenuhi syarat makanan sehat berimbang, cukup energi, dan nutrisi.

b.    Istrahat

Tubuh manusia tersusun atas organ, jaringan, dan sel yang memilikikemampuan kerja terbatas. Seseorang tidak akan mampu bekerja terus-menerussepanjang hari tanpa berhenti. Kelelahan adalah satu indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery  (pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja atau beraktivitas sehari-hari dengan nyaman.

c.    Berolahraga

Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan kebugaran, misalnya dengan melakukan masase, mandi uap (sauna steam), berendam dipancaran air hangat (whirpool), dan berlatih olahraga. Berolahraga adalah salah satu alternatif paling efektf dan aman untuk memperoleh kebugaran sebab berolahraga mempunyai multi manfaat, antara lain manfaat fisik (meningkatkan komponen kebugaran), manfaat phikis (lebih tahan terhadap stres, lebih mampu berkonsentrasi), dan maanfaat sosial (menambah percaya diri dan sarana berinteraksi).

Lebih lanjut Pekik Irianto (2004) menjelaskan bahwa keberhasilan mencapai kebugaran sangat ditentukan oleh kualitas latihan yang meliputi: tujuan latihan, pemilihan model latihan, penggunaan sarana latihan, dan yang lebih penting lagi adalah takaran atau dosis yang dijabarkan dalam konsep FIT (Frekuensi, Intensity, and Time).

a.    Frekuensi

Frekuensi adalah banyaknya unit latihan perminggu. Untuk meningkatkan kebugaran perlu latihan 3-5 kali perminggu. Sebaiknya pelaksanaannya dilakukan serselang, misalnya: Senin, Rabu, Jumat, sedangkan hari yang lain digunakan untuk istirahat agar tubuh memilki kesempatan melakukan recovery (pemulihan) tenaga.

b.    Intensitas

Kualitas yang menunjukkan berat ringannya latihan disebut intensitas. Besarnya intensitas tergantung pada jenis dan tujuan latihan. Latihan aerobic menggunakan pedoman kenaikan detak jantung.

c.    Time

Time adalah waktu atau durasi yang diperlukan setiap kali berlatih. Utuk meningkatkan kebugaran paru jantung dan perununan berat badan diperlukan waktu latihan 20-60 menit.

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Istilah pembelajaran berasal dari kata belajar yang intinya adalah perubahan tingka laku, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan karakter. Kompetensi tersebut dapat diperoleh melalui belajar, belajar tidak hanya di sekolah tetapi belajar bisa terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja selama ada unsur dan prinsip-prinsip belajar yang ada di dalamnya.

Seseorang dikatakan belajar jika, dapat diasumsikan dalam diri orang tersebut terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingka laku. Hudojo (1990), mengatakan bahwa belajar merupakan sikap yang melekat pada setiap orang seperti pengetahuan, keterampilan, dan kegemaran serta sikap seseorang dapat dibentuk dimodifikasi dan berkembang karena belajar.Karena itu seseorang dikatakan belajar bila dalam diri orang tersebut terjadi proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

Selanjutnya menurut Hudojo (1990), Belajar merupakan penemuan informasi, tidak hanya sekedar membentuk asosiasi, khususnya asosiasi dalam bentuk hubungan stimulus respon, terlibih- lebih untuk proses mental yang tinggi, misalnya pemecahan masalah dan berpikir kritis. Sejalan dengan itu menurut sudjana (1998), belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingka laku berkat adanya pengalaman yang diunjukkan dalam berbagai bentuk seperti, berubah pengetahuan, sikap dan tingka laku, keterampilan, kecakapan, dan kemampuannya serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar.

Sedangkan menurut Morgan dalam Ratumanan (2002), belajar dapat di devenisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif dan terjadi sebagai hasil belajar dan latihan atau pengalaman. Hal yang sama juga di kemukakan oleh Ornod dalam Ratumanan (2002), yang mendeskripsikan adanya dua devinisi belajar. Defenisi pertama menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan prilaku yang relatif permanen karena pengalaman. Sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan mental yang relatif permanen karena pengalaman.

Dari berbagai definisi para ahli yang dapat dikemukakan, maka penulis berkesimpulan bahwa belajar merupakan suatu tahap perubahan tingka laku dan mental yang relatif tetap, sebagai respon atau hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah sangatlah penting dalam mencapai pembelajaran yang baik, karena setiap siswa yang mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani. Proses pembelajaran pendidikan di sekolah akan mendapatkan pengetahuan tentang apa disampaikan oleh guru tentang tujuan dan manfaat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasani yang di lakukan di sekolah sangat baik dan bermanfaat, sebab setiap siswa yang terlibat dalam pembelajaran pendidikan jasmani akan memperoleh kebugaran jasmani yang baik.

Pembelajaran pendidikan jasmani sangat dibituhkan oleh setiap siswa untuk menorong perkembangan keterampilan motorik, mental, emosional, spiritual, sosial dan dapat membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai manfaat aktivitas jasani bagi peningkatan kualitas hidup yang bermuarauntuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan setiap harinya di sekolah akan membawa dampak yang baik bagi siswa yang mengikuti kegiatan tersebut baik secara teori maupun praktek. Karena dengan mengikuti kegiatan tersebut siswa akan lebih memahami dan mengetahui arti, tujuan dan manfaat dari pembelajaran pendidikan jasmani yang diajarkan oleh guru pendidikan jasmani di sekolah.

3. Pendidikan Jasmani

                Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar danterencan auntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyaraka, bangsa dan negara (Munib, 1981). Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang unggul, manusia-manusia bebudaya dan memiliki kepribadian yang luhur.

            Pendidikanmerupakan suatu hak dan kewajiban yang harus dijalani oleh setiap manusia yang ada di uka bumi, karena pendidikan sangat berperan penting bagi keidupan setiap manusia, sebabkalau tidak adanya pendidikan dalam diri maka kita tidak akan pernah mengerti, dan mengetahui apaitu pendidikan.

            Berbicara tentang pendidikan, setiap manusia pasti membutuhkan pendidikan untuk mencapai masa depan dan cita-cita yang diinginkan agar kehidupan kedepannya lebih baikdan lebih terarah. Pendidikan selalu membawa dampak yang baik dalam kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan dalam diri manusia, maka apa yang kita lakukan akan dihargai dan dihormati oleh orang lain. Tapi kalau tidak adanya pendidikan dalam diri, maka orang akan menganggap kita sebagian orang lemah yang tidak tau apa itu pendidikan. Pendidikan itu sejak manusia lahir ke dunia, bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibunya baik secara langsung maupn tidak langsung. Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk mencapai tarap hidup atau kemajuan yang lebih baik, dan rencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya.

            Penddikan selalu dikenal sebagai suatu pelajaran yang wajib dilakukan dan dipelajari oleh setiap orang yang ingin mempelajarinya, karena pendidikan itu tidak perna mengenal batas usia, bahkan orang sudah berpendidikan setinggi-tinggipunmasih mau belajar dan memahami tentang pendidikan, karena dengan banyak belajar maka kita lebih tau tentang pendidikan.

            Secara tidak sadar pendidikan bisa dilakukan bisa dilakukan dimana saja,asalkan kita mau maka ada tempat buat kita belajar. Manusia juga juga tidak hanya membutuhkan pendidikan dikalangan tertentu saja, tapi pendidikan bisa dapat diperoleh  dari setiap orang, baik keluarga, teman, sahabat dan lain-lain selama seseorang ingin belajar.

Pendidikan merupakan suatu hal krusial dan penting ketika kita ingin mamajukan suatu bangsa, sebagai salah satu negara berkembang seperti Indonesia sangat membutuhkan kualitas pendidikan yang baik dan merata untuk dapat setara dan bersaing dengan negara maju.

            Pendidkan jasmani  adalah bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang teratur yang terdapat di dalam permainan, perlombaan, dan kegiatanjasmani yang intensif dalam rangka memperoleh kebugaran jasmani dan rekrasi, kemenangan dan prestasi optimal tanpa kecurangan serta menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas yang tinggi dan harmonis.

            Pendidikan jasmani adalah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan  pendidikan pada umumnya, yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, seta emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi menyenangkan, kreatif, inovatif, trampil, serta meningkatkan kebugaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.   

4. Siswa Sekolah Dasar

Siswa sekolah dasar adalah merupakan bagian dari generasi penerus yang belajar pada jenjang pendidikan yang terenda dengan tujuan merubah kualitas hidup yang lebih baik di masa yang akan datang atau pada zamanya.

Menurut Ganda (2004) tujuan siswa sekolah dasar adalah agar kelak menjadi generasi penerus yang berguna bagi bangsa dan negara dan ingin meraih ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang matang, artinya siswa ingin menjadi  yang terbaik dari teman-temannya dengan memahami wawasan ilmiah yang luas sehingga mampu bersikap dan bertindak ilmiah dengan segala hal yang berkaitan dengan keilmuannya untuk diabdikan kepada masyarakat  dan umat manusia.

Selanjutnya dikatakan juga bahwa siswa berkehendak sebagai manusia yang tahu dengan jati dirinya sebagi orang siswa yang selalu ingin belajar , bekerja, berlatih untuk mengasa pikiran dan perasaannya agar lebih baik dan berguna bagi bangsa dan negaranya di masa yang akan datang. Siswa harus memahami dan sadar benar bahwa dirinya akan masuk ke dunia yang penuh dengan persaingan kompetitif yang ketat dengan anak sesama bangsa bahkan dengan negara lainya di dunia.

Dengan demikian jika siswa semakin banyak melakukan aktivitas jasmani maka akan semakin baik kebugaran jasmaninya, sebagai bukti bahwa siswa sekolah dasar pada setiap pembelajaran pendidikan jasmani, siswa selalu mengikutinya dengan baik mulai dari awal, inti, sampai pada akhir pembelajaran, bahkan siswa masih memiliki tenaga ekstra dan sanggup mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran lain pada jam berikutnya tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Dari kondisi kebugaran jasmani siswa sekolah dasar  yang digambarkan menunjukkan bahwa kebugaran jasmani sangat berperan pada saat pembelajaran pendidikan jasmani.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 

Berdasarkan pengamatan penulis selama pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa sekolah dasar, maka penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A.  Kesimpulan

1.    Kebugaran jasmani bagi siswa sekolah dasar sangat berperan penting dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

2.    Siswa Sekolah Dasar dapat dikatakan meiliki kebugaran jasmani yang baik, apabila siswa tersebut dapat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani sampai akhir pembelajarn tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

3.    Siswa Sekolah Dasar dapat dikatakan memiliki kebugaran jasmani yang sangat baik, jika siswa mampu mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup pembelajaran, dan dapat melanjutkan atau mengikuti mata pelajaran berikutnya tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

 

B. S a r a n

    1. Kepada  guru   pendidikan  jasmani   agar   selalu  memperhatikan,

        mengontrol,   dan   membuat    program    latihan   yang   berkaitan 

        dengan   peningkatan   kebugaran   jasmani   siswa    yang    dapat

        menunjang   pembelajaran   pendidikan  jasmani  secara  teratur  dan

    terprogram.

2. Kepada    siswa   diharapkan   selalu   meluangkan   waktunya  untuk

    mengontrol dan menjaga kebugaran jasmani dengan memperhatikan

    aktivitas   fisik yang   dilakukan,  baik   di sekolah,  di rumah  maupun

    aktivitas yang dilakukan di luar rumah.

3. Kepada   para   pembaca   yang   sempat   membaca  makala  ini dan

    ingin   menulis  tentang  kebugaran  jasmani  siswa  agar  melengkapi

    berbagai kekurangan yang terdapat dalam penulisan ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Bustaman H. Amrum, Perkembangan Olahraga Terkini Kajian Para Pakar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

 

Giriwijoyo Y.S. Santoso, Ilmu Faal Olahraga, Bandung: 1992.

 

Kosasih Engkos, Olahraga, Teknik dan Program Latihan, Jakarta: CV. Akademika Persindo, 1985.

 

Lutan Rusli, Menuju Sehat Bugar, Jakarta: Dirjen Pendidikan Olahraga, Depdiknas, 2002.

 

Moeloek Dangsina, Kesehatan dan Olahraga, Jakarta: Fakultas Kedokteran UI, 1984.

 

Nurhasan, Tes dan Pengukuran, Jakarta: Kurnia UT, 1986.

 

Sajoto Muhammad, Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik, Dalam Olahraga, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK, 1999.

 

Soegiarto Tjaliek, Ilmu Faal, Jakarta: Dirjen Dikti Proyek pembinaan tenaga kependidikan, Depdikbud, 1992.

 

Syarifuddin Aip, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan II, Jakarta: PT.

            Gramedia Widyasarana, 1998.

PERANAN KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

           PERANAN KEBUGARAN JASMANI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA SEKOLAH DASAR                                ...