PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA SMA NEGERI 6 AMBON
OlehELISA KAUY 2014 38 050
A.
Deskripsi Teoritis
1.
Hakikat Permainan Bolabasket
Menurut
Wissel (1996: 1), “Bolabasket adalah olahraga untuk semua orang. Untuk menjadi
seorang pemain bolabasket yang lengkap sangat vital menguasai tembakan lay up, tembakan loncat, tembakan kaitan
dan quick release set shot. (Hoy dan
Carter, 1980: 13). Permainan bolabasket dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing terdiri dari lima orang tiap tim dengan luas lapangan permainan
28 m X 15 m dapat terbuat dari lantai, ubin, serta papan baik di lapangan outdoor atau indoor. Setiap regu berusaha mencetak angka ke basket lawan dan
mencegah regu lain mencetak angka (PERBASI, 2004: 1). Menurut Imam Sodikun
(1992: 8) bolabasket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar,
dimainkan dengan tangan, bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh
dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah
memasukkan bola ke basket lawan.
Daya
tarik olahraga bolabasket mampu memukau para penontonnya. Adanya
gerakan-gerakan pemain bolabasket yang jarang dikuasai oleh pebasket muda
tetapi biasa ditampilkan oleh pemain-pemain di kompetisi yang lebih tinggi,
Membuat olahraga bolabasket mulai digemari di masyarakat terutama para remaja.
Olahraga bolabasket di Indonesia merupakan olahraga prestasi yang sangat
diminati oleh kalangan pelajar, banyak sekali kejuaraan bolabasket yang
diselenggarakan di tingkat SMA maupun perguruan tinggi.
Permainan bolabasket adalah permainan yang menggunakan bola besar,
yang dimainkan dengan tangan dan bertujuan memasukkan bola sebanyak mungkin ke
(keranjang) lawan serta menahan lawan agar jarang memasukkan bolabasket
(keranjang) sendiri (Dedy Sumiyarsono, 2002: 1). Bolabasket merupakan olahraga
permainan bola besar dan dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu
terdiri dari 5 orang pemain, tujuannya adalah untuk mencari nilai atau angka
sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke basket lawan dan mencegah
lawan untuk mendapat nilai (Muhajir, 2006: 11).Bolabasket dimainkan oleh dua
(2) tim yang masing-masing terdiri dari lima (5) pemain. Tujuan dari
masing-masing tim adalah untuk mencetak angka ke keranjang lawan dan berusaha
mencegah tim lawan mencetak angka (FIBA, 2010: 1).
Olahraga
bolabasket dianggap sebagai olahraga yang unik karena diciptakan secara tidak
sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James A. Naismith seorang
pastor asal kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa
prefesiaonal di YMCA (young Men’s Christian Association) sebuah wadah
pemuda umat Kristen, di springfield,
Massachusetts, harus membuat permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu
para siswa pada masa liburan musim dingin di New England. Karena dilakukan di
dalam ruangan atau di gedung maka timbulah suatu pemikiran bahwa permainan
hendaknya merupakan suatu permainan yang tidak begitu kasar, dengan tidak ada
unsur-unsur menendang, dan menjegal, menarik, dan tidak terlalu susah untuk
dipelajari. Untuk itu perlu menghilangkan gawang dan menggantinya dengan
keranjang yang tempatnya berada di atas sehingga untuk memasukan bola, arah
bola harus membentuk parabola. Nismith menciptakan permainan yang sekarang
dikenal sebagai permainan bolabasket pada 15 desember 1891. Dalam
perkembangannya dua tahun kemudian James A. Naismith memutuskan bahwa jumlah
terbaik dalam satu regu adalah 5 orang (Machfud Irsyada, 2000:1-2)
PERBASI (2008: 41), Bolabasket adalah permainan yang dimainkan oleh
dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang. Tim terdiri dari duabelas
pemain termasuk kapten. Setiap regu berusaha mencetak angka. Bolabasket
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain.
PERBASI (2008: 1), Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk memasukkan bola
ke keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan memasukkan bola.
Pertandingan dikontrol oleh wasit, petugas meja dan seorang commissioner jika ada. Hal Wissel (2008:
2), Tujuan dari permainan bolabasket adalah mendapatkan nilai atau skor dengan
memasukkan bola kekeranjang lawan dan mencegah tim lawan melakukan hal serupa.
Imam Sodikun (1991: 75) dalam Purwantiningsih (2007: 19), Tujuan dari permainan
bolabasket adalah memasukkan bola ke sasaran di atas lantai setinggi 305 cm.
Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan gerakan dengan baik
pula. Terampil bermain bolabasket dapat dicapai apabila gerak dasarnya baik.
Oleh karena itu gerak (teknik dasar) pada permainan bolabasket harus efektif
dan efisien.
Hal Wissel (2000: 2), Permainan bolabasket merupakan suatu
kombinasi dari pertahanan dan penyerangan, untuk itu seorang pemain Bolabasket dimainkan di lapangan persegi
panjang oleh dua tim dengan lima pemain per tim, tujuannya adalah mendapatkan
nilai dengan memasukkan bola ke dalam keranjang sebanyak-banyaknya dan mencegah
tim lain melakukan hal yang serupa. Untuk dapat memainkan bola basket dengan
baik perlu menguasai teknik gerakan yang efektif dan efisien. Teknik dasar
dalam bermain bola basket mencakup gerakan kaki (footwork), menembak bola kedalam keranjang (shooting), melempar (passing)
dan menangkap, menggiring (drible),
bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, dan bertahan (Wissel, 1996: 2).
Teknik dasar keterampilan
bermain bola basket dapat dilihat sebagai berikut:
a. Teknik melempar dan
menangkap bola
Lemparan dan menangkap merupakan teknik dasar
yang berperan dalam bermain bola basket. Permainan bola basket dapat bergairah
apabila seorang pemain dapat melakukan tembakan. Akan tetapi untuk dapat
melakukan tembakan diperlukan usaha mendekati sasaran, hal tersebut hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik lempar tangkap dan menggiring.
1)
Lemparan tolakan dada dengan dua tangan
Lemparan atau operan ini merupakan lemparan
yang sangat banyak dilakukan dalam permainan. Lemparan ini sangat bermanfaat
untuk operan jarak pendek dengan perhitungan demi kecepatan dan kecermatan dan
kawan penerima bola tidak dijaga dengan dekat. Jarak lemparan ini antara 5
sampai 7 meter.
2) Lemparan samping
Lemparan samping berguna
untuk operan jarak sedang dan jarak kira-kira antara 8 sampai 20 meter, bisa
dilakukan untuk serangan kilat.
3) Lemparan di atas kepala
Operan
ini biasanya digunakan oleh pemain-pemain jangkung, untuk menggerakkan bola di
atas sehingga melampui daya raih lawan. Operan ini juga sangat berguna untuk
operan cepat, bila pengoper itu sebelumnya menerima bola di atas kepala.
4) Lemparan bawah dengan dua tangan
Lemparan atau operan ini
sangat baik dilakukan untuk operan jarak dekat terutama sekali bila lawan
melakukan penjagaan satu lawan satu.
5) Lemparan kaitan
Operan kaitan sebaiknya diajarkan setelah
lemparan-lemparan yang lain dikuasai. Operan ini digunakan untuk dapat
melindungi bola dan mengatasi jangkauan lawan terutama sekali bagi lemparan
yang lebih pendek dari panjangnya. Ciri lemparan ini : bola dilemparkan di
samping kanan/kiri, terletak di atas telinga kiri/kanan dan penerima ada di
kiri kanan pelempar. Di samping operan-operan tersebut di atas, masih ada lagi
macam-macam operan yang pada hakekatnya adalah merupakan kombinasi dari operan
tersebut di atas.
b. Teknik menggiring bola
Menggiring
bola merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bola basket dan penting bagi
permainan individual dan tim. Seseorang boleh membawa bola lebih dari satu
langkah, asal bola sambil dipantulkan baik dengan berjalan maupun belari. Cara
menggiring bola yang dibenarkan adalah salah satu tangan (kanan/kiri), kegunaan
menggiring bola adalah untuk mencari peluang serangan, menerobos pertahanan
lawan, dan memperlambat tempo permainan (Muhajir, 2004:
c. Teknik menembak (shooting)
Keberhasilan
suatu regu dalam permainan selalu ditentukan oleh keberhasilan dalam menembak.
Kemahiran menembak dalam permainan bola basket merupakan teknik dasar yang
terpenting, karena kemenangan regu dalam suatu pertandingan ditentukan dengan
jumlah berhasilnya tembakan yang masuk. Menembak dalam permainan bola basket
adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil kecepatan (accuracy), yaitu dalam hal ini masuknya
bola dalam keranjang.
Shooting adalah
suatu aksi memasukan bola ke ring basket.
Biasanya shooting dilakukan dengan posisi berdiri atau lompat. Ketika
melakukan shooting, poin yang didapat tergantung dari posisi ketika lemparan
dilakukan. Bila kamu melakukannya dilingkaran 2 poin, maka nilai yang didapat
pun 2 poin, namun jika kamu melakukan di luar lingkaran 2 poin, maka nilai yang
kamu peroleh adalah 3 poin.
d.
Teknik
bertumpu satu kaki (pivot)
Menurut Muhajir (2004: 45), gerakan pivot ialah berputar ke segala arah
dengan bertumpu pada salah satu kaki (kaki poros) pada saat pemain tersebut
menguasai bola. Gerakan pivot berguna untuk melindungi bola dari perebutan
pemain lawan, untuk kemudian bola tersebut dioperkan kepada lawannya untuk
mengadakan tembakan. Sedangkan menurut Sukintaka (1970: 31), memoros (pivot)
adalah berputar ke segala arah, dengan bertumpu pada salah satu kaki (kaki
poros) pada saat pemain menguasai bola.
Secara garis besar permainan Bola Basket
dilakukan dengan mempergunakan tiga unsur teknik yang menjadi pokok permainan,
yakni mengoper bola (passing),
menggiring bola (dribbling), serta
menembak (shooting). Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bolabasket merupakan permainan bola besar
menggunakan tangan yang di mainkan oleh dua tim dan terdiri dari 5 pemain yang
bertujuan menghasilkan angka dan mencegah pemain lawan menghasilkan angka.
Sehingga permain dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan gerakan atau
teknik dengan benar. Gerakan yang benar dapat menimbulkan efisiensi kerja dan
latihan yang teratur serta akan menjadikan gerakan menjadi lebih baik dan
efektif.
2.
Hakikat Latihan
”Training is usually defined as systematic process
of long duration, repetitive, progressive exercises, having the ultimate goal
of improving athletic performance” (Bompa, 1994: 3). Latihan biasanya didefinisikan sebagai suatu proses
sistematis yang dilakukan dalam jangka waktu panjang, berulang-ulang,
progresif, dan mempunyai tujuan untuk meningkatkan penampilan fisik.
Menurut
Sukadiyanto (2002: 5-6) istilah latihan berasal dari kata dalam bahasa Inggris
yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice, exercises, dan
training. Pengertian latihan yang berasal dari kata practise adalah aktivitas untuk meningkatkan keterampilan
(kemahiran) berolahraga dengan
menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang
olahraganya.
Pengertian
latihan yang berasal dari kata exercises
adalah perangkat utama dalam proses latihan harian untuk meningkatkan kualitas
fungsi sistem organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam
penyempurnaan geraknya. Exercises
merupakan materi latihan yang dirancang dan disusun oleh pelatih untuk satu
sesi latihan atau satu kali tatap muka dalam latihan, misalnya susunan materi
latihan dalam satu kali tatap muka pada umumnya berisikan materi, antara lain:
(1) pembukaan/pengantar latihan, (2) pemanasan (warming-up), (3) latihan inti, (4) latihan tambahan (suplemen), dan
(5) cooling down/penutup.
Latihan yang
berasal dari kata training adalah
penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan berolahraga yang
berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Latihan itu diperoleh dengan cara
menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas intensitas, frekuensi, dan lama
latihan. Walaupun ketiga faktor ini memiliki kualitas sendiri-sendiri, tetapi
semua harus dipertimbangkan dalam menyesuaikan kondisi saat latihan. Latihan
akan berjalan sesuai dengan tujuan apabila diprogram sesuai dengan kaidah
kaidah latihan yang benar. Program latihan tersebut mencakup segala hal
mengenai takaran latihan, frekuensi latihan, waktu latihan, dan prinsip-prinsip
latihan lainnya. Program latihan ini disusun secara sistematis, terukur, dan
disesuaikan dengan tujuan latihan yang dibutuhkan.
Latihan
fisik memerlukan waktu yang relatif lama untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Hasil latihan fisik bukanlah sesuatu yang dapat diperoleh secara instan, tidak
dapat diperoleh dalam satu atau dua minggu. Hasil latihan meningkat secara
progresif, misalnya saja peningkatan kekuatan naik berkisar 1-5% perminggu.
Latihan akan terlihat pengaruhnya setelah dilakukan selama 8 minggu, misal latihan
beban dapat meningkatkan kekuatan otot sampai 50% dalam waktu 8 minggu (Dreger,
dikutip oleh Suharjana 2007: 47). Faktor lain yang tidak boleh dilupakan demi
keberhasilan program latihan adalah keseriusan latihan seseorang, ketertiban
latihan, dan kedisiplinan latihan. Pengawasan dan pendampingan terhadap
jalannya program latihan sangat dibutuhkan. Menurut Sadoso (1990: 23) latihan
olahraga harus meliputi empat macam, yaitu: (1) intensitas latihan, (2) lamanya
latihan, (3) frekuensi latihan, dan (4) macam aktivitas latihan, yang
masing-masing dapat diterangkan sebagai berikut:
a.
Intensitas latihan
Kualitas yang
menunjukkan berat ringannya latihan disebut sebagai intensitas. Besarnya
intensitas bergantung pada jenis dan tujuan latihan. Latihan aerobik menggunakan
patokan kenaikan detak jantung seperti yang dikatakan Djoko Pekik (2004) secara
umum intensitas latihan kebugaran adalah 60% - 90% detak jantung maksimal dan
secara khusus besarnya intensitas latihan bergantung pada tujuan latihan.
Latihan untuk membakar lemak tubuh menggunakan intensitas 65% - 75% detak
jantung maksimal yang dilakukan 20- 60 menit setiap latihan dan dilakukan 3-5
kali perminggu (Djoko Pekik, 2004).
b.
Lamanya latihan
Takaran
lamanya latihan untuk olahraga prestasi adalah 45-120 menit dalam training zone, sedangkan untuk olahraga
kesehatan seperti program latihan untuk menurunkan berat badan antara 20-30
menit dalam training zone. Maksudnya
yaitu bahwa latihan-latihan tidak akan
efisien, atau kurang membuahkan hasil jika takaran latihan di atas tidak
terpenuhi. Menurut Djoko Pekik (2004) takaran lama latihan untuk meningkatkan
kebugaran dan menurunkan berat badan dilakukan selama 20-60 menit.
c. Frekuensi latihan
Frekuensi
latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dalam
melakukan latihan sebaiknya frekuensi latihan dilaksanakan paling sedikit tiga
kali seminggu, baik untuk olahraga kesehatan maupun untuk olahraga prestasi.
Untuk meningkatkan kebugaran perlu latihan 3-5 kali per minggu (Djoko Pekik,
2004).
d.
Macam aktivitas latihan
Sebuah latihan akan berhasil jika latihan tersebut
memiliki metode latihan yang tepat. Macam aktivitas fisik dipilih disesuaikan
dengan tujuan latihan. Misalnya, bentuk latihan untuk mengembangkan
kardiorespirasi ada bermacam-macam seperti: lari, sepeda, jogging, berenang, senam aerobik, atau jalan kaki. Latihan yang
tepat hendaknya juga menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai
kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Menurut Sadoso Sumosardjuno (1990:
9) prinsip-prinsip dasar latihan yang efektif adalah sebagai berikut:
1) Prinsip beban berlebih (overload)
Suharjana
(2007: 88) menyatakan bahwa prinsip beban berlebih pada dasarnya menekankan
beban kerja yang dijalani harus melebihi kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang, karena itu latihan harus mencapai ambang rangsang. Hal itu bertujuan
supaya sistem fisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan.
Menurut Djoko Pekik
(2004: 12) prinsip beban berlebih maksudnya yaitu bahwa pembebanan dalam
latihan harus lebih berat dibandingkan aktivitas fisik sehari-hari. Pembebanan
harus terus ditingkatkan secara bertahap sehingga mampu memberikan pembebanan
pada fungsi tubuh. Jadi dalam membuat dan melaksanakan sebuah program latihan
harus berpegang pada prinsip beban berlebih (overload)
untuk meningkatkan kemampuan secara periodik.
2) Kekhususan Latihan
Menurut
Djoko Pekik (2004:12) program latihan yang baik harus dipilih secara khusus
sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang hendak dicapai. Misalnya, program
latihan untuk menurunkan berat badan, maka pilih latihan aerobik setelah itu
lakukan latihan untuk pengencangan otot dengan menggunakan latihan beban (weight training).
Dalam melakukan latihan,
setiap bentuk rangsang akan direspon secara khusus oleh setiap orang atau
olahragawan. Bentuk latihan yang diberikan sesuai dengan tujuan olahraga yang
diinginkan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan prinsip spesifikasi, antara
lain mencakup:
(1) spesifikasi kebutuhan energi, (2) spesifikasi bentuk atau model latihan,
(3) spesifikasi pola gerak dan kelompok otot yang terlibat (Sukadiyanto, 2002:
16).
3)
Individualitas
Menurut Sukadiyanto
(2002: 14) setiap individu mempunyai potensi dan kemampuan yang berbeda-beda.
Selain potensi dan kemampuan yang berbeda, faktor kematangan, lingkungan, latar
belakang kehidupan, serta pola makannya pun berbeda, sehingga akan berpengaruh
terhadap aktivitas olahraga yang dilakukannya. Oleh karena itu, dalam
menentukan beban latihan harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
individu dan tidak boleh disamaratakan.
4) Latihan harus progresif
Menurut Sukadiyanto
(2002: 16) latihan bersifat progresif, artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan
dari yang mudah ke yang sukar, sederhana ke kompleks, umum ke khusus, bagian ke
keseluruhan, ringan ke berat, dan dari kuantitas ke kualitas, serta
dilaksanakan secara kontinyu, maju dan berkelanjutan. Jadi dapat dikatakan
bahwa dalam proses latihan harus dilakukan secara kontiyu dan meningkat
melanjutkan latihan sebelumnya.
5)
Pemulihan atau istirahat
Pada program latihan harus
dicantumkan waktu pemulihan yang cukup. Waktu pemulihan digunakan untuk
mengurangi resiko over training akibat
beratnya latihan. Kelelahan hebat justru dapat membuat cedera otot.
3. Hakikat jump shoot
Menurut Danny Kosasih (2008: 51) Jump Shoot adalah jenis tembakan dengan
menambahkan lompatan saat melakukan shooting,
dimana bola dilepaskan pada saat titik tertinggi lompatan. Ada yang perlu
diperhatikan saat melakukan jump shoot,
yakni pemain harus mulai dari lantai (quick
stance) lalu melompat dan menjaga verticality.
Ketinggian lompatan tergantung pada jarak
tembakan. Pada tembakan dalam ( Inside
jump ) jika dijaga ketat, kaki harus memompakan tenaga yang cukup untuk
melompat lebih tinggi. Jump shoot
akan terasa apabila melepas bola pada saat melompat, dibandingkan pada saat
berada di puncak lompatan. Upaya lompatan yang seimbang sehingga bisa menembak
tanpa beban. Keseimbangan dan kontrol lebih penting dari pada penambahan
tingginya lompatan, irama yang halus dan follow
through juga merupakan komponen
penting untuk jump shoot. Mendarat dengan seimbang pada posisi yang sama
saat lompat.
Jump
shoot dilakukan pada
saat lompatan berada
pada titik maksimal. Adapun
teknik gerakan jump shoot menurut
Wissel, (1996: 51- adalah sebagai berikut;
a. Fase
Persiapan
1) Kaki, terentang lebar
2) Jari-jari kaki lurus
3) Lutut lentur
4) Bahu rileks
5) Tangan yang tidak menembak di
bawah bola
6) Tangan yang menembak di
belakang bola
7) Ibu jari rileks
8) Siku masuk
9) Bola pada posisi tinggi di
antara tinggi telinga dan bahu
10)
Lihat target
Gambar
6. Fase Persiapan
b.
Fase Pelaksanaan
1)
Lompat, lalu tembak
2)
Tinggi lompatan bergantung pada jarak tembakan
3)
Rentangkan kaki, punggung
4)
Rentangkan siku
5)
Lenturkan pinggang dan jari-jari ke depan
6)
Lepaskan melalui jari telunjuk
7)
Tangan penyeimbang pada bola sampai terlepas
8)
Irama yang sama
9) Lihat target
Gambar 7. Fase Pelaksanaan
c.
Fase follow
through
1)
Rentangkan lengan
2)
Jari telunjuk menunjuk pada target
3)
Telapak tangan ke bawah saat menembak
4)
Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas
5)
Lihat target
6)
Mendarat dengan seimbang (pada posisi yang sama saat melompat).
9) Lihat target
Gambar 8. Fase Pelaksanaan
Danny Kosasih (2008: 47-49) menuliskan tentang
teknik yang benar dalam melakukan jump
shoot yaitu:
Fase
persiapan
a)
Mata melihat target/ ring.
b)
Kaki terentang selebar bahu.
c)
Jari kaki lurus kedepan.
d)
Lutut dilenturkan.
e)
Bahu dirilekskan.
f)
Tangan yang tidak menembak berada di samping bola.
g)
Tangan untuk menembak dibelakang bola.
h)
Jari- jari rileks.
i)
Siku masuk ke dalam.
j)
Bola diantara telinga dan bahu.
4.
Mekanik Shooting
Dalam shooting terdapat beberapa mekanika, antara lain:
a.
Balance
Shooting yang baik bermula dari posisi kaki yang siap (triple threat position)
b.
Target
Ring adalah target shooting, maka fokus pandangan kita
adalah ring.
c.
Shooting
hand
Cengkram bola dengan mantap
dan lebarkan jari- jari dengan nyaman, kecuali bagian telapak tangan tidak
menyentuh bola. Tekukan pergelangan tangan tidak melebihi 70 derajat. Kunci
siku pada posisi huruf L. kesalahan sering terjadi karena siku sebagai penopang
terbuka kesamping.
d.
Balance
hand
Tangan pendukung ini hanya digunakan untuk menjaga keseimbangan
memegang bola sebelum bola meninggalkan tangan. Kesalahan sering terjadi saat
mencengkeram bola, dimana ibu jari ikut mendorong bola saat shooting.
e.
Release
Teori ini mengajarkan bagaimana melepas bola dengan spin (rotasi yang terjadi pada benda bulat). Hindari kebiasaan tidak melihat
target tetapi melihat bola. Agar bola
dapat back spin gunakan jari- jari
untuk menekan bola keatas, sesaat sebelum bola dilepaskan.
f.
Follow
through
Langkah
terakhir shooting yang baik adalah
pergerakan tangan dengan mengikuti kearah ring. Siku tetap dikunci dan gunakan
tenaga dorongan terakhir dari pergelangan tangan.
Ada istilah yang berkaitan
dengan teknik shooting dalam bola
basket yang perlu dikenalkan kepada pemain sejak dini yaitu BEEF:
1)
B (Balance); gerakan selalu dimulai dari lantai, saat menangkap bola tekuklah lutut dan mata kaki serta
atur agar tubuh dalam posisi seimbang.
2)
E (Eyes); agar shooting menjadi akurat pemain harus dengan segera mengambil fokus pada target (pemain dengan cepat mampu
mengkoordinasi kan letak ring).
3)
E(Elbow); pertahankan posisi siku agar pergerakan lengan akan tetap vertikal.
4)
F(Follow through); kunci siku lalu lepaskan gerakan lengan jari-
jari dan pergelangan tangan
mengikuti ke arah ring.
4. Hakikat kekuatan otot tungkai
Otot tungkai merupakan otot anggota gerak bawah yang terdiri dari
sebagian otot serat lintang atau otot rangka. Menurut pearse (1980: 133): “
Otot tungkai adalah otot-otot yang terdapat pada kedua tungkai antara lain otot
tungkai bagian bawah : otot tibialis anterior, extenson digitorium, longus,
poroneus longus, gastroknemius, soleus, sedangkan otot tungkai atas adalah: ”tensor
fosialata, abductor sartorius, rectus femoris, vastus lateralis dan vastus medialis”. Lebih lanjut Raven (1982)
menjelaskan,
Otot-otot
tungkai dapat dibagi 4 golongan: 1) golongan depan dibentuk oleh tulang kering
dapan dan otot kedang jari yang mengangkat ujung kaki dan dan merengangkan
jari-jari kaki. 2) otot-otot betis yang terletak pada bagian luar dan
menggerakkan kaki keluar disendi loncat bawah. 3) otot tricep betis yang melekat pada tumit dengan perantara urat
kering.apa bila otot ini memendek secara aktif maka ujung jari kaki menurut
atau tubuh kita akan diangkat diatas jari- jari. 4) otot-otot ketuldalam yang
menurunkan ujung kaki dan menggerakkan kaki kedepan.otot-otot kaki pendek pada
punggung kaki dan telapak kaki melekat pada jari- jari kaki.
Pendapat diatas menjelaskan
bahwa otot tungkai bagian bawah dibagi menjadi empat bagian, sedangkan otot
tungkai bagian atas dibagi menjadi 2 bagian yang semuanya sangat diperlukan
untuk melakukan gerakan-gerakan tungkai dalam hampir semua gerakan pada cabang
olahraga.
Kekuatan merupakan
unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga, karena kekuatan merupakan
daya penggerak, dan mencegah cedera. Selain itu kekuatan memainkan peranan
penting dalam komponen-komponen kemampuan fisik yang lain misalnya power,
kelincahan dan kecepatan. Menurut Ismaryanti (2006:111), kekuatan adalah tenaga
kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini
dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Menurut
Komarudin (2005:26), kekuatan merupakan sejumlah daya yang dapat dihasilkan
oleh suatu otot ketika otot itu berkontraksi.
Berdasarkan berbagai
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot tungkai adalah daya
maksimum otot tungkai atau sekelompok otot yang bekerja pada tungkai didalam
mengatasi suatu tahanan atau beban. Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini
adalah kemampuan otot untuk menerima beban dalam waktu bekerja di mana
kemampuan itu dihasilkan oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai,
kontraksi ini timbul untuk melakukan gerakan yang mendukung.
Power merupakan salah satu komponen kebugaran yang sangat penting pengaruhnya dalam sebuah
olahraga apalagi dalam olahraga permainan sangat penting peranannya. Dikutip
dari Pyke & Watson (1978) Oleh Ismaryati (2008: 59), power atau daya ledak disebut juga sebagai kekuatan eksplosif. Daya ledak menurut Suharno
H.P (1981: 23), yaitu kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk
mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu gerakan
yang utuh. Sedangkan Sukadiyanto (2002: 96), berpendapatan Power sebagai kemampuan otot untuk menggerakan kekuatan maksimal
dalam waktu yang sangat singkat. Berdasarkan Tim Fisiologi Manusia (2010: 45), Power adalah hasil kali kekuatan dengan
kecepatan. sehingga satuan power
adalah kg (berat) * meter/detik. Sedangkan Kg*meter adalah satuan usaha, dengan
demikian power dapat diartikan usaha
per detik.
Daya eksplosif atau
tenaga cepat adalah kemampuan sistem otot untuk mengatasi tahanan dengan
kontraksi yang tinggi (U. Jonath, dkk 1985: 15). Sedangkan daya ledak menurut
Tjaliek Soegiardo, 1992: 79), mengemukakan kemampuan kerja otot (usaha) dalam
satuan waktu (detik). Power berbanding
lurus dengan kekuatan otot, maka besar kecilnya power antara lain juga ditentukan oleh besar kecilnya kekuatan
otot.
Power merupakan komponen yang sangat penting dan bermanfaat untuk
mencapai prestasi yang optimal bagi setiap cabang olahraga baik
putra maupun putri. Menurut Febri Ikhwanudin (2011: 14) Berikut ini factor yang
mempengaruhi explosive power, yaitu:
Kekuatan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
unjuk kerja dan sangat menentukan kualitas kondisi fisik seseorang dan sangat
dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga. Menurut Muhajir (2004:9),
mengemukakan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi
guna membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan. Otot merupakan sistem
gerakan yang diperintahkan oleh otak yang digunakan untuk bergerak.
Dikutip dari Buku
Petunjuk Paktikum Fisiologi Manusia (2010: 40), berpendapat: Fungsi utama otot
adalah mengkerut (kontraksi). Latihan yang teratur dan terukur serta
berkelanjutan akan dapat menghasilkan perubahan-perubahan struktur otot yang
bermuara akan bertambahnya kemampuan kontraksi otot. Peningkatan kemampuan
kontraksi otot secara tidak langsung meningkatkan kekuatan otot, kecepatan
serta kebugaran jasmani seseorang.
Tungkai merupakan alat
gerak yang digunakan untuk menggerakan. Dalam Anatomi bagian tubuh manusia di
bagi menjadi 2 (dua), yaitu anggota badan atas dan anggota badan bawah. Tungkai
termasuk bagian anggota badan bawah. Tungkai terdiri dari beberapa tulang.
Tulang tungkai di antaranya tulang femur,
pattela, tibia dan fibila, dan
kaki. Tulang tersebut semuanya saling terhubungan 1 sama lain. Hubungan antar
tulang tersebut disebut dengan sendi. Sendi itu tempat/poros gerakan tulang
untuk bergerak. Gerakan setiap sendi berbeda-beda tergantung aksis. Terdapat 3 (tiga) aksis, Tim Anatomi Arthrologi (2010:
15). Dibedakan menjadi 3 (tiga) aksis,
yaitu Articulatio Momoaxial (hanya
mempunyai satu aksis), Articulatio Biaxial (Mempunyai dua aksis), dan Articulatio Triaxial (mempunyai tiga aksis).
Otot tungkai memiliki
banyak otot yang terdapat pada tungkai. Menurut Gardner dkk dalam Ridwan
Maulana (2010: 10-11), Seperti halnya anggota tubuh bagian atas, Anggota tubuh
bagian bawah di hubungkan dengan badan oleh sebuah sendi yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu tungkai atas, bawah dan kaki. Kekuatan merupakan salah satu dari
komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam
setiap kebugaran.(Sukadiyanto,2002:60). Menurut Djoko
Pekik Irianto (2002:
66) Kekuatan adalah
kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan.
Sedangkan menurut Suharno HP (1981: 14), Kekuatan adalah kemampuan dari otot
untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas.
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan. Kekuatan adalah kemampuan dari sekelompok
otot untuk dapat mengatasi
tahanan atau beban
dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Agar meningkatkan
kekuatan seseorang perlu memerlukan latihan. bentuk latihan yang digunakan dalam
latihan kekuatan menurut Suharno H.P (1981: 14), seperti
mengangkat, mendorong,
menarik, menahan, menggondong beban secara statis, dan dinamis.
Dikutip dari Sukadiyanto (2002: 60), dalam buku Teori Metodelogi Melatih Fisik
Petenis berpendapat: Manfaat dari latihan kekuatan bagi olahragawan (1) Meningkatkan
kemampuan otot dan jariangan, (2) Mengurangi dan menghidari terjadinya cedera
pada olahragawan, (3) Meningkatkan Prestasi, (4) Terapi dan rehabilitasi cedera
pada otot, dan (5) membantu mempelajari atau pengusaan teknik. Melalui latihan
kekuatan yang benar, maka beberapa komponen biomotor yang lain juga akan
B.
Kerangka Berpikir
Mata pelajaran penjas adalah suatu yang wajaib diikuti siswa di sekolah.
Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagaian internal dari pendidikan
secara internal secara keseluruhan, bertujuan untuk meningkatkan aspek
kebugaran jasmani, ketrampilan, gerak, ketrampilan berpikir kritis, ketrampilan
sosial, penelaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup
sehat, dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktifitas jasmani, olahraga dan
kesehatan terpilih yang dirancang secara sistematis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional.
Dalam melakukan penelitian ini peneliti membuat sebuah tes
guna menilai, mengukur dan mengevaluasi teknik
Jump shoot pada permainan bolabasket yang di dalamnya
memuat rubrik atau uraian jump shoot
yang benar, dengan indikator yang merupakan pengembangan dan seperti yang sudah dijelaskan pada kajian
pustaka.
Judge menggunakan rubrik tes unjuk
kerja yang telah dibuat tersebut untuk
memberikan nilai dari pelaksanaan jump
shoot, dan dari rubrik tersebut dapat diberi sebuah penilaian terhadap
teknik jump shoot yang dilakukan oleh
siswa. Dari nilai yang didapat teknik bisa digolongkan sangat baik, baik, cukup,
kurang, atau bahkan sangat kurang sehingga dari indikator yang dijelaskan dalam
rubrik juga bisa digunanakan sebagai bahan evaluasi bagi kesalahan yang
dilakukan siswa saat melakukan jump shoot.
C. Hipotesis
tindakan
Berdasarkan
deskripsi teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka hipotesis
yang di ajukan adalah : terdapat pengaruh latihan kekuatan otot tungkai
terhadap hasil belajar Jump Shoot dalam permainan bolabasket pada siswa SMA
Negeri 6 Ambon?